Mengetahui Sejarah Perang Aceh Tahun 1873–1903

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jawaban dari soal berikut:
Mengetahui Sejarah Perang Aceh Tahun 1873–1903
disimak baik-baik ya…

 

Perang Aceh–Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 hingga 1913.

Pada 1873, pemerintah Hindia Belanda mengumumkan pernyataan perang terhadap Kerajaan Aceh. Agresi Belanda ini dihadapi Aceh dengan manifestasi kolektif melalui bentuk perlawanan bersenjata yang menjadi perang terlama dalam sejarah kolonial Belanda di Indonesia.

Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara.

BACA:  Pengertian Kekuatan Integrasi Secara Politik

Sultan Aceh Muhammad Daud Syah menyerah pada Januari 1904, akan tetapi perlawanan rakyat Aceh yang dipimpin oleh raja-raja feodal atau Uleebalang dan para ulama dengan perang gerilya masih berlangsung hingga 1914 dan perlawanan sporadis rakyat Aceh terus berlanjut hingga 1942.

Latar Belakang
Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah kekuasaan Aceh.

 

Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824. Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura.

BACA:  Pengertian Gerhana Bulan, Jenis dan Faktanya

Periode
Terdapat beberapa periode dari Perang Aceh yakni:
1. Perang Aceh Pertama (1873-1874)
Dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Köhler. Köhler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, di mana Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873.

2. Perang Aceh Kedua (1874-1880).
Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten. Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan, 26 Januari 1874, dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda.

3. Perang ketiga (1881-1896)
Perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi sabilillah. Di mana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903. Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan.

 
BACA:  Pengertian Pelarut dalam Reaksi Kimia dan Klasifikasinya

Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.

4.Perang keempat (1896-1910)
adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan.

1910-1915 akhir dari perang besar, akan tetapi perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlanjut hingga 1942 di beberapa tempat yang dilakukan oleh sekelompok pejuang.

Nah, demikian pembahasan kita tentang jawaban dari soal:
Mengetahui Sejarah Perang Aceh Tahun 1873–1903
Semangat Belajar, Good Luck. ^-^

BACA JUGA:

© 2024 GURULESPRIVAT.NET