Fertilisasi In Vitro (Bayi Tabung) dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jawaban dari soal berikut:
Fertilisasi In Vitro (Bayi Tabung) dan Faktor yang Mempengaruhinya
disimak baik-baik ya…

 

Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro atau IVF atau sering disebut bayi tabung, adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh sang wanita: in vitro (“di dalam gelas kaca”).

Proses ini melibatkan pemantauan dan stimulasi proses ovulasi seorang wanita, mengambil suatu ovum atau sel-sel telur dari ovarium (indung telur) wanita itu dan membiarkan sperma membuahi sel-sel tersebut di dalam sebuah medium cair di laboratorium.

Sel telur yang telah dibuahi (zigot) dikultur selama 2–6 hari di dalam sebuah medium pertumbuhan dan kemudian dipindahkan ke rahim wanita yang sama ataupun wanita yang lain, dengan tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan.

Kelahiran seorang “bayi tabung” pertama yang berhasil, yaitu Louise Brown, terjadi pada tahun 1978. Louise Brown dilahirkan sebagai hasil dari siklus alami IVF tanpa stimulasi. Robert G. Edwards mendapat penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2010.

BACA:  Pengertia Polimer dan Kegunaannya dalam Kehidupan Manusia

Faktor yang mempengaruhi peluang kehamilan dengan IVF adalah sebagai berikut:

 
  1. Jumlah folikel antral, dengan jumlah yang lebih tinggi memberikan tingkat keberhasilan lebih tinggi.
  2. Kadar hormon anti-Müllerian, dengan kadar yang lebih tinggi mengindikasikan lebih tingginya kemungkinan kehamilan, serta kelahiran hidup setelah IVF, bahkan setelah penyesuaian usia.
  3. Faktor-faktor kualitas cairan semen bagi penyedia sel sperma.
  4. Tingkat fragmentasi DNA sebagaimana diukur, misalnya, berdasarkan uji komet, usia maternal lanjut, dan kualitas semen.
  5. Wanita dengan genotipe FMR1 spesifik-ovarium, seperti het-normal/rendah, secara signifikan menurunkan peluang kehamilan dalam IVF.
  6. Elevasi progesteron (PE) pada hari induksi maturasi akhir dikaitkan dengan tingkat kehamilan yang lebih rendah dalam siklus IVF pada wanita yang menjalani stimulasi ovarium meggunakan gonadotropin dan analog GnRH. Pada saat tersebut, dibandingkan dengan kadar progesteron di bawah 0,8 ng/ml, kadar antara 0,8 dan 1,1 ng/ml memberikan rasio peluang kehamilan sekitar 0,8, dan kadar antara 1,2 dan 3,0 ng/ml memberikan rasio peluang kehamilan antara 0,6 dan 0,7. Di sisi lain, elevasi progesteron tampaknya tidak memberikan penurunan kesempatan untuk hamil dalam siklus pembekuan–pencairan dan siklus dengan donasi sel telur.
  7. Karakteristik sel-sel dari cumulus oophorus dan membrana granulosa, yang dengan mudah diaspirasi selama pengambilan oosit. Sel-sel tersebut terkait erat dengan oosit serta berbagi lingkungan-mikro yang sama, dan tingkat ekspresi gen-gen tertentu dalam sel-sel tersebut terkait dengan tingkat kehamilan yang lebih tinggi atau lebih rendah.
  8. Ketebalan endometrium (EMT) kurang dari 7 mm menurunkan tingkat kehamilan dengan rasio peluang sekitar 0,4 dibandingkan dengan EMT lebih dari 7 mm.
BACA:  Mengenal Pahlawan Nasional Pangeran Antasari dan Perjuangannya

Faktor risiko lainnya yang berpengaruh pada hasil IVF c

  • Merokok tembakau menurunkan kemungkinan IVF menghasilkan kelahiran hidup sebesar 34% dan meningkatkan risiko kehamilan IVF berakhir dengan keguguran sebesar 30%.
  • Indeks massa tubuh (BMI) di atas 27 menyebabkan kecenderungan penurunan tingkat kelahiran hidup sebesar 33% setelah siklus pertama IVF dibandingkan dengan BMI antara 20 dan 27. Selain itu, wanita hamil yang mengalami obesitas juga memiliki tingkat lebih tinggi dalam mengalami keguguran, diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, tromboembolisme, dan masalah-masalah selama persalinan, serta mengarah pada peningkatan risiko janin mengalami kelainan bawaan.Indeks massa tubuh yang ideal adalah 19–30.
  • Oklusi tubal laparoskopik atau salpingektomi sebelum pelaksanaan IVF meningkatkan peluang bagi wanita dengan hidrosalping.
  • Keberhasilan memperoleh kelahiran hidup dan/atau kehamilan terdahulu meningkatkan peluang.
  • Asupan kafeina/alkohol yang rendah meningkatkan tingkat keberhasilan.
  • Jumlah embrio yang dipindahkan dalam siklus pelaksanaan.
  • Kualitas embrio
  • Beberapa penelitian juga mengemukakan kalau penyakit autoimun turun memainkan peran dalam menurunkan tingkat keberhasilan IVF karena mengganggu implantasi embrio secara tepat setelah pemindahan
BACA:  Alasan Negara-Negara ASEAN Melakukan Kerjasama di Bidang Politik

Nah, demikian pembahasan kita tentang jawaban dari soal:
Fertilisasi In Vitro (Bayi Tabung) dan Faktor yang Mempengaruhinya
Semangat Belajar, Good Luck. ^-^

BACA JUGA:

© 2024 GURULESPRIVAT.NET