Mengenal Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol dan Perjuangannya

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jawaban dari soal berikut:
Mengenal Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol dan Perjuangannya
disimak baik-baik ya…

 

Biografi Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol memiliki nama asli Muhammad Syahab, beliau lahir di Bonjol pada 1 Januari 1772. Bonjol sendiri merupakan suatu kampung yang berada di daerah Sumatra Barat. Dia merupakan putra tunggal, ayahnya bernama Bayanuddin Syahab dan ibunya bernama Hamatun. Ayahnya seorang khatib dan alim ulama yang berasal dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota.

Sama seperti ayahnya, Muhammad Syahab adalah seorang ulama, pejuang, dan tokoh yang dituakan oleh masyarakat. Dia menjadi tempat meminta nasihat, petunjuk, dan mengadu segala hal, baik yang berkenaan dengan masalah keagamaan maupun kedunian. Hal inilah yang menyebabkan dirinya memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam bagi kaum Padri di Bonjol, sehingga beliau akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.

BACA:  Pengertian Reboisasi Meliputi Jenis dan Manfaatnya

Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Imam Bonjol mempunyai keahlian di bidang ilmu tasawuf dan ilmu fikih. Selain itu, dia juga mempunyai keahlian di bidang pengobatan tradisional. Dia dikenal di kalangan masyarakat mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang sering dikatakan misterius. Sebelum menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut, dia melakukan salat istikharah dan berdoa kepada Tuhan, sehingga para pasiennya juga sembuh seolah-olah secara misterius juga.

Imam Bonjol adalah pahlawan nasional perintis kemerdekaan, seorang ulama, dan pemimpin Perang Padri yang menentang penjajahan Belanda di bumi Minangkabau pada abad ke-19. Gerakan Padri muncul di Minangkabau setelah tiga orang pulang haji dari Makkah pada 1803, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang yang ingin memperbaiki syariat Islam yang dijalankan oleh masyarakat Minangkabau.

BACA:  Tekanan dalam Ilmu Fisika: Pengertian, Jenis dan Penerapan

Tak dapat dipungkiri, Perang Padri meninggalkan kenangan heroik sekaligus traumatis di ranah Minangkabau. Selama sekitar 18 tahun pertama perang itu (1803–1821) dan merupakan perang saudara, yang berperang adalah sesama orang Minang dan Mandailing atau Batak umumnya.

 

Belanda akhirnya terlibat dalam perang karena diundang oleh Kaum Adat. Campur tangan Belanda dalam perang itu ditandai dengan penyerangan Simawang dan Sulit Air oleh pasukan Kapten Goffinet dan Kapten Dienema pada April 1821 atas perintah Residen James du Puy di Padang. Pada 8 Desember 1821, datang tambahan pasukan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Raaff untuk memperkuat posisi di kawasan yang telah dikuasai tersebut.

Kematian Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol menyerah kepada Belanda pada Oktober 1837, dengan kesepakatan bahwa anaknya yang ikut bertempur selama ini, Naali Sutan Chaniago, diangkat sebagai pejabat kolonial Belanda. Imam Bonjol dibuang ke ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotta, Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.

BACA:  Pengertian Parafrasa Meliputi Ciri-Ciri dan Teknik Penulisnya

Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol mendapatkan apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan, sebagai penghargaan dari pemerintah Indonesia yang mewakili rakyat Indonesia, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November 1973. Selain itu, nama Tuanku Imam Bonjol juga hadir di ruang publik bangsa sebagai nama jalan, nama stadion, nama universitas, bahkan pada lembaran uang Rp 5.000 keluaran Bank Indonesia 6 November 2001.

Nah, demikian pembahasan kita tentang jawaban dari soal:
Mengenal Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol dan Perjuangannya
Semangat Belajar, Good Luck. ^-^

 

BACA JUGA:

© 2024 GURULESPRIVAT.NET