Pengertian, Jenis dan Contoh Majas Penegasan

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jawaban dari soal berikut:
Pengertian, Jenis dan Contoh Majas Penegasan
disimak baik-baik ya…

 

Pengertian Majas Penegasan
Majas sindiran merupakan salah satu jenis atau bentuk dari majas. Majas penegasan merupakan majas atau gaya bahasa yang mengulang suatu kata dengan tujuan untuk menegaskan tentang sesuatu. Majas penegasan ini dikenal juga dengan sebutan majas pengulangan.

Jenis dan Contoh Majas Penegasan
1. Pleonasme : menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh: Saya naik tangga ke atas.

2. Repetisi : Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh: Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.

3. Pararima: perulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
contoh: Para pemuda yang sedang bermain judi itu kocar kacir ketika polisi tiba-tiba datang menggerebek mereka.

4. Aliterasi: repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh: Lebarkanlah sayapmu. Lihatlah betapa indahnya dunia ini.

 

5. Paralelisme: pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
Contoh : Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan.

6. Tautologi: pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contoh : Jangan, jangan, jangan sakiti anak kucing itu. Bagaimanapun juga dia adalah makhluk hidup, kita tidak boleh menyakitinya.

BACA:  Pengertian Pelarut dalam Reaksi Kimia dan Klasifikasinya

7. Sigmatisme: pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)

8. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Contoh : Bisa ular kobra bisa membunuh orang yang menjadi korban gigitannya dalam hitungan detik.

 

9. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.

10. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Contoh : Semua warga sekolah ikut dalam liburan bersama kali ini, termasuk penjaga sekolah.

11. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh: Dikejar oleh Anna, kupu-kupu itu dengan begitu gembira.

12. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Contoh : Mengapa kita harus terus berdebat, bukankah ini hanya sebuah perbedaan pendapat yang biasa saja?

BACA:  Mengenal Hukum Kirchhoff dalam Ilmu Fisika

13. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Contoh : Ayah ke atas untuk memperbaiki atap rumah yang bocor.

14. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contoh : Kau sudah bisa menyalakan api, eh maaf, kau sudah bisa menyalakan lilin.

15. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Contoh : Setelah merapikan tempat tidur, lalu dia mandi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dan tidak lupa ia berpamitan kepada orang tuanya.

16. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
Contoh : Dalam kesedihan, kegagalan, keterpurukan aku tetap berusaha untuk melanjutkan perjuangan hingga akhirnya berhasil mendapat gelar sarjana.

17. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Contoh : Pak Adi, manager divisi periklanan yang baru dipindahkan dari kota Malang, orangnya masih muda dan lajang.

18. Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Contoh : Lihatlah, aku masih disini menanti keajaiban itu datang.

19. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Contoh : Kecelakaan itu sangat parah, kedua motor hancur lebur, terbanting sejauh sekitar 10 meter dari tempat kejadian, kedua pengendara motor tersebut luka parah.

BACA:  Mengetahui Pengertian Kata Benda, Ciri dan Pembagiannya

20. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Contoh : Jangan kamu beritahu ibu, kalau tadi aku tidak berangkat sekolah.

21. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Contoh : “Lalu bagaimana solusi terbaik jika terjadi kesalahan pada sistem ini Bu?” tanyaku penasaran perihal topik serba serbi sistem komputer yang diajarkan oleh Bu Desliana.

22. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Contoh : Kebodohanku, terlalu mudah percaya dengan orang hanya karena dia bersikap baik.

23. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Contoh : Ia selalu membersihkan tangan dan kakinya sebelum tidur di malam hari.

24. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah dan juga pemarah.

Nah, demikian pembahasan kita tentang jawaban dari soal:
Pengertian, Jenis dan Contoh Majas Penegasan
Semangat Belajar, Good Luck. ^-^

BACA JUGA:

© 2024 GURULESPRIVAT.NET